cover
Contact Name
Kusroni
Contact Email
-
Phone
+628563459899
Journal Mail Official
jurnal.kaca.alfithrah@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya Jl. Kedinding Lor No.30 Surabaya, Jawa Timur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Kaca (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
ISSN : 22525890     EISSN : 25976664     DOI : https://doi.org/10.36781/kaca
Core Subject : Religion, Education,
KACA (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya. Jurnal ini memuat kajian-kajian keislaman yang meliputi Tafsir, Hadis, Tasawuf, Pemikiran Islam, dan kajian Islam lainnya. Terbit satu kali setahun, yaitu bulan Februari-Agustus.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 2 (2018): Agustus" : 6 Documents clear
Konsep Taubat dalam Al Qur'an Surur, Miftahus
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 8 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v8i2.3012

Abstract

Manusia, yang merupakan perpaduan dari dua unsur utama (nafsu dan akal), tidak mungkin bisa luput dari kesalahan sepanjang hidupnya. Allah SWT, dengan rahmat-Nya, memberikan jalan keluar bagi manusia saat terlanjur melakukan suatu kesalahan, yaitu taubat, agar bisa kembali ke jalan yang benar. Perintah bertaubat disebutkan berkali-kali oleh al-Qur’an, sebagian berbentuk komunikasi langsung, sebagian lagi berbentuk narasi (cerita). Beberapa ayat menjelaskan tentang taubat yang diterima oleh Allah SWT. dan sebagian yang lain menegaskan taubat yang tidak diterima. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti ayat-ayat al-Qur’an yang berkenaan dengan taubat. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman yang utuh tentang konsep taubat perspektif al-Qur’an. Penelitian ini dilakukan dengan metode induktif, yaitu mengamati semua ayat-ayat tentang taubat dari berbagai macam literatur tafsir – untuk mendapatkan kesimpulan umum yang komprehensif. Hasilnya adalah bahwa – berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an – taubat tersusun dari empat unsur penting, yaitu penyesalan, segera menghentikan maksiat, memohon ampunan, dan tekad kuat untuk tidak mengulangi lagi di masa depan. Dari ayat-ayat yang lain penulis berhasil menyaring dua syarat taubat, yaitu taubat harus segera dilakukan dalam waktu dekat dalam arti yang sebenar-benarnya (tidak boleh ditunda-tunda) dan harus disertai meningkatkan amal-amal saleh.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Surah Al-Fatihah Nuruddaroini, Ahim Sulthan
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 8 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v8i2.3013

Abstract

Al-Qur’an surah Al-Fatihah mengandung nilai-nilai karakter yang dapat menjadi rujukan dalam pendidikan karakter di Indonesia yang sedang menghadapi krisis akhlak. Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi benerasi penerus. Seorang individu tidak cukup hanya diberi akal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberikan bekal dalam hal spiritual dan segi moralnya. Seharusnya pendidikan karakter harus diberikan seiring dengan perkembangan intelektual peserta didik, yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya di lembaga pendidikan. Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai dengan memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan bagi murid dengan diiringi pemberian pembelajaran seperti keagamaan dan kewarganegaraan sehingga dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal. Tulisan Ini menggunakan penelitian studi pustaka dengan metode analitis kritis melalui pendekatan tafsir tahlili. Masalah yang diangkat adalah: bagaimanakah surah Al-Fatihah mengungkapkan pendidikan karakter?, nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat di dalamnya? apa implikasi pendidikan karakter pada surah Al-Fatihah di dalam dunia pendidikan?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam surat Al-Fatihah meliputi Nilai Religius, selalu bersyukur, Sopan santun, mudah memaafkan, kerja keras, tidak mudah putus asa, tolong menolong, selalu rajin menunt ilmu. Implikasi pendidikan karakter pada surat Al-Fatihah dalam dunia pendidikan adalah bahwa seorang pendidik dan peserta didik harus berpegang kepada kode etik guru dan murid.
Perkembangan Paradigma Epistemologi dalam Filsafat Islam Badruzaman, Dudi
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 8 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v8i2.3014

Abstract

Paradigma epistemologi pemikiran Islam menurut laporan sejarah mengalami perkembangan dari zaman ke zaman, yang berbeda prinsip antara aliran yang satu dengan yang lain. Tulisan ini bertujuan untuk menguak letak perbedaan antara aliran-aliran tersebut. Metode kepustakaan filsafat dilakukan dengan analisa data induktif untuk merumuskan konstruksi teoritik. Temuan penelitian ini adalah, bahwa para filosof Muslim Paripatetik mengedepankan akal atau rasio sebagai alat yang paling dominan untuk memperoleh pengetahuan yang benar dengan menggunakan metode demonstratif (burha>ni>). Sementara filosof iluminasi, kaum ‘irfa>ni> , dan kaum sufi berprinsip bahwa pengetahuan hakiki hanya dapat diperoleh melalui intuisi-mistik, setelah melalui proses penyucian hati (qalb) dengan berbagai bentuk latihan (riya>d}ah). Sementara epistemologi Mulla Sadra menggunakan tipe “hikmah”, yaitu pemaduan antara visi rasional dengan visi mistik, yang kemudian diselaraskan dengan syari’at. Epistemolog kontemporer, Abed al-Jabiri memilih epistemologi burha>ni> yang meyakini bahwa sumber pengetahuan adalah rasio, bukan teks atau intuisi.
Moralitas Intelektual dalam Perspektif Fiqh al-Hadith Firdaus, Mohamad Anang
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 8 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v8i2.3015

Abstract

Artikel ini akan meneliti keautentikan hadith tentang moralitas intelektual yang terkandung dalam hadith Musa-Khidir dengan metode penelitian takhrij al-hadith dan i’tibar al-sanad. Dengan cara takhrij al-hadith bi al-lafdz dengan menelusuri lafadz atau salah satu kata dari matan hadith dengan menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Al-fadz al-Hadith al-Nabawi karya Dr. A.J. Wensinck yang dirujukkan ke dalam Sembilan kitab hadith. Serta takhrij al-hadith bi al-maudlu’ dengan cara menelusuri hadith dari topik-topik permasalahan dengan menggunakan kitab Miftah Kunuz al-Sunnah karya Dr. A. J. Wensinck yang dirujukkan ke dalam empat belas kitab hadith. Takhrij hadith yang akan penulis lakukan adalah takhrij hadith bi al-lafdz, yaitu ungkapan pertanyaan Bani Israil kepada Nabi Musa هَلْ تَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمُ مِنْكَ, namun hadith tersebut juga ditemukan dalam kitab musnad Imam Ahmad, Shahih Muslim dan Sunan al-Tirmidzi dan bahkan dalam Shahih Bukhari, tertulis dengan lima varian kalimat kunci yang similiar dengan kalimat tersebut, yaitu أَتَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنْكَ، أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ، هَلْ فِي الأَرْضِ أَحَدٌ أَعْلَمُ مِنْكَ، مَنْ أَعْلَمُ النَّاسِ، هَلْ أَحَدٌ أَعْلَمُ بِاللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مِنْكَ. Untuk mempermudah dalam menemukan hadith yang diteliti, takhrij hadith dalam penelitian ini tidak dilakukan secara manual, tetapi terlebih dahulu ditelusuri melalui website islamweb.net, dan didukung kitab Mu’jam Mufahras li Alfazh al-Hadith al-Nabawi dan Miftah Kunuz al-Sunnah kemudian dilakukan cross check pada kitab aslinya
Contextual Approach Abdullah Saeed dan Aplikasinya Terhadap Ayat Cadar Dardum, Abdulloh
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 8 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v8i2.3016

Abstract

Polemik penggunaan cadar (niqa>b) sudah menjadi perdebataan klasik para ulama salaf. Perdebatan tersebut berangkat dari perbedaan interpretasidalam menyikapi batasan aurat wanita. Masing-masing memiliki bangunan argumentasi yang kuat baik secara rasional maupun normatif. Dalam konteks ini, penulis ingin melakukan pembacaan terhadap ayat al-Qur’an yang menjadi sumber perbedaan pendapat terkait polemik cadar ini dengan menggunakan teori contextualist approach (pendekatan kontekstual) yang dikembang­kan oleh Abdullah Saeed. Pendekatan seperti ini meniscayakan pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dengan tanpa mengabaikan sosio-historis saat al-Qur’an turun, dengan melakukan identifikasi terhadap pesan-pesan dasar yang muncul dari al-Qur’an kemudian mengaplikasikan pesan-pesan tersebut untuk diterjemahkan dalam konteks saat ini.
Tasawuf di Antara Relasi dan Relevansi Syatori, Ahmad
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 8 No 2 (2018): Agustus
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v8i2.3017

Abstract

Kajian ilmiah ini didalamnya memuat berbagai ulasan tentang penjelasan seputar ruang lingkup ilmu tasawuf dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Dalam uraian pembahasannya tidak hanya membahas tentang satu sisi atau satu hal saja dari ilmu tasawuf, akan tetapi juga membahas tentang berbagai sisi dan hal lain yang ada hubungan keterkaitan dan keterikatan dengan ilmu tasawuf. Paradigma tasawuf dalam kajiannya tidak bisa terlepas dari sudut pandang yang ada dalam kajian keislaman lainnya. Di mana sudut pandang tasawuf orientasinya lebih menitik beratkan pada sisi dimensi dalam dari nilai-nilai ajaran Islam secara substantive dan esensial, sedangkan sudut pandang keislaman lainnya secara umum lebih menitik beratkan pada bentuk-bentuk sisi dimensi keilmuan secara lahir. Namun demikian, secara prinsip antara sisi dan sudut pandang yang berbeda tersebut tetap memiliki hubungan relasi dan kedekatan antara keterkaiatan dan keterikatan yang saling mengikat antara dengan yang lain. Oleh sebab itu, dalam memahami ilmu tasawuf dapat difahami dengan berbagai pendekatan dan sudut pandang yang luas sesuai dengan relevansi yang ada dalam kaca mata keilmuan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6